Perkembangan smartphone tentu akan beriringan dengan aplikasi yang disediakan oleh beberapa perusahaan. Banyak bermuculan jenis aplikasi mulai dari game, musik, shoping, chat dan sebagainya. Semua aplikasi tersebut bertujuan untuk menyempurnakan kecanggihan smartphone. Sebab, tanpa adanya aplikasi maka kecanggihan smartphone yang berhasil diciptakan akan hambar.
Namun, adanya beberapa jenis atau kategori aplikasi yang disediakan untuk smartphone. Ada salah satu kategori aplikasi yang dijadikan sebagai media prostitusi. Aplikasi tersebut adalah aplikasi chating.
Secara fungsi, diciptakan aplikasi chating pasti akan mengarah terhadap kemudahan untuk berkomunikasi antar teman. Namun siapa sangka beberapa aplikasi chating telah menjadi lahan dan media promosi jual diri (prostitusi ilegal). Untuk lebih jelasnya Queen Newsku akan merangkum 3 aplikasi chat Prostitusi Online yang sering digunakan, berikut uraiannya.
1. Beetalk
Aplikasi ini sangat populer dikalangan pemuda pemudi bahkan orang tuapun memakainya. Yang menjadi daya tariknya adalah Beetalk digunakan oleh sejumlah wanita dan waria untuk mempromosikan diri sebagai pemuas hasrat (pelacur).
Dengan menu radar yang disediakan oleh aplikasi Beetalk. Pemilik akun akan langsung menemukan beberapa akun lain dengan jarak yang sudah dapat ditentukan secara otomatis. Selain itu, bagi pemilik akun yang menginginkan wanita panggilan atau pemuas hasrat dapat langsung membacanya secara gamblang. Karena kebanyakan wanita yang berprofesi sebagai pelacur akan langsung memberikan keterangan di informasi diri pada akunnya.
Biasanya wanita tersebut akan mencantumkan kode BO (boking). Jika sudah tertera kode tersebut tentu laki-laki akan langsung bisa menawar dengan cara memberikan pesan pertemanan. Bukan hanya kode BO saja, beberapa akun juga memberikan kode LC (jasa pemandu karaoke).
Sayangnya, kepopuleran aplikasi Beetalk ini harus terhenti karena pemerintah Indonesia memblokir beberapa fungsi aplikasi tersebut seperti radar pencarian teman dihapus dan penambahan teman dihapus. Hal ini terjadi karena kemungkinan besar pemerintah Indonesia mulai diresahkan oleh aktivitas prostitusi online ilegal yang kerapkali memanfaatkan aplikasi tersebut.
2. WeChat
Aplikasi satu ini memang sempat menjadi primadona bagi kalangan pemuda. Kebebasan mengumbar privasi menjadi alasan terkuatnya. Sebab para penggunanya bisa mencatumkan data pribadi secara bebas.
Bukan hanya satu atau dua orang yang berani menampilkan data pribadi sebagai BO dan LC. Sehingga membuat laki-laki sangat mudah mencari wanita penghibur sesuai keinginan hasratnya. Bukan hanya itu saja, aplikasi ini juga dihuni oleh waria yang siap melayani guy.
Untuk mendapatkan wanita idamannya, pengguna akun cukup melacak menu radar yang sudah tersedia. Akan tetapi, lambat tahun aplikasi ini mulai ditinggalkan setelah beetalk berhasil menarik perhatian warga.
3. MiChat
Aplikasi yang masih hangat diperbincangkan dan diburu, setelah dua aplikasi di atas mulai tidak memiliki kepercayaan lagi. Aplikasi ini bisa dibilang serupa tapi tak sama. Menu dibuat semirip mungkin, radar pencarian menjadi acuan utama agar menyaring sasarannya (baik perempuan atau laki-laki).
Persoalan identitas juga masih sangat bebas. Pemilik akun bebas berkreasi dengan mencantumkan data diri, pekerjaan, atau bahkan tarif memakai jasanya. Ditambah aplikasi ini masih tidak terdeteksi oleh pemerintah sebagai aplikasi chat prostitusi online.
Pemilik akun penyedia jasa juga menawarkan video call seks (VCS). Tarifnyapun beragam mulai 20k hingga 100k tergantung durasi vcs. Dengan keberagaman dan kebebasan transaksi jasa pemuas hasrat yang ditawarkan MiChat mampu menarik pengguna android untuk menjajal kecanggihan aplikasi tersebut.
Pemilik akun penyedia jasa juga menawarkan video call seks (VCS). Tarifnyapun beragam mulai 20k hingga 100k tergantung durasi vcs. Dengan keberagaman dan kebebasan transaksi jasa pemuas hasrat yang ditawarkan MiChat mampu menarik pengguna android untuk menjajal kecanggihan aplikasi tersebut.
No comments:
Post a Comment