Setiap
manusia pasti memiliki kenangan termanis dihidupnya, Apalagi di era tahun 90an.
Pasti ingat bukan dengan kenangan masa kecil Anda?
Pada
intinya kenangan era dahulu sangat alamiah yang cenderung berhubungan dengan
alam, meski begitu tidak berarti kenangan non-alamiah juga kalah seru. Yang
perlu digaris bawahi adalah masa kecil era 2000an sangat berbeda dengan era 90an
atau kebawah.
Kami
akan sedikit mengajak Anda bernostalgia, mengajak kembali atau mengorek ulang
apa yang pernah kita lakukan di masa itu (90an kebawah) yang membuat Anda
termehek-mehek sendiri.
Kumpul Bareng
Keluarga Atau Teman
Momen
pertama ini memang sampai saat ini masih ada dan sering dilakukan. Bedanya terletak
pada sikon era dahulu dan era sekarang. Sedikit kami singgung, kumpul-kumpul
era dulu jauh lebih kekeluargaan. Dalam artian sangat dekat ikata keluarganya
ketimbang era sekarang yang terkesan serba teknologi.
Yang
jelas kumpul keluarga kecil atau besar atau bahkan dengan teman akan
mempertontonkan keributan anak-anak, rebutan mainan seperti yang menjadi
rajalah atau tuan putri atau permainan tradisional lainnya. Jika sudah ribut
pasti akan ada provokasi yang dilakuakn oleh seseorang agar menjauhinya. Biasanya
si provokator akan bilang (ayo ojok di koncoi/ayo ojok di wawui/ayo ojok
dibarengi wes) jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia “jangan berteman
dengannya/jangan di temani). Namun, kebiasaan ini sudah tergerus oleh jaman dan
kemajuan teknologi mengubah kebiasaan itu.
Selain
mempertontonkan keributan anak kecil kumpul bareng keluarga dan teman ini juga
kerapkali diwarnai dengan makan ala kadarnya entah itu umbi rebus, pisang goreng,
jemblem, atau ketan kinco.
Tiada Hari Tanpa
Bermain
Semua
anak pasti suka bermain. Tak hanya melihat jaman. Tak heran kalau anak selalu
menginginkan bermain setiap waktu. Ini
sudah hal biasa, sebab dunia anak selalu identik dengan bermain. Bedanya, kalau
anak jaman sekarang cara bermainnya dengan main gadget, tetapi jaman dulu selalu
bermain dengan hal-hal berbau tradisional atau dengan alam.
Jadi
bersyukurlah Anda yang pernah merasakannya. Apalagi permainan tempo dulu sangan
seru dan mengasyikkan seperti petak umpet, lompat tali, sarang benteng
/benteng-bentengan, main kelereng, engklek, wayang/gambar, kasti, karet,
bungkus rokok, boneka-bonekaan (terbuat dari dahan daun pisang), masak-masakan
biasanya menggunakan batu ditata menyerupai tumang tungku sebagai pawon dan
daun dribang yang diperas jadi minyak goreng sebagai pelengkap dahan pisang
jadi lauk yang dimasak dengan api hayalan, dll. Apalagi cuaca mendung dan turun
hujan akan ada nyanyian (udano seng deres nyambelo seng pedes). Di translate
sendiri ya ke bahasa Indonesia, maklum kami dari Jawa Timur. Meski dilarang
jaman dulu hujan-hujanan menjadi favorit anak kecil.
Hari Ahad/Minggu
Waktunya Melototin TV
Pasti
ingat bukan, film apa saja yang Anda sukai saat hari minggu datang? Doraemon
kah? Crayon Sinchan? Detektif Conan? Digimon? Hamtaro? Sailor Moon? Chibi Maruko Chan? Arale? Ninja
Hatory? Atau Dragon Ball? Dan lain sebagainya. Yang jelas, semua film kartun itu
sangat di tunggu oleh kita. Bahkan hampir semuanya menyukai dengan film kartu
tersebut. Sampai-sampai orang tuapun kalah dengan anaknya.
Pada
masa itu, setiap anak kecil bangun pagi dan menunggu hingga pukul 7 pagi. Sembari
menunggu, kalian juga akan memberi tahu pada teman-teman waktunya kartun inilah
dan itulah. Jadi tak heran jika hari itu, rumah pasti banyak anak kecil yang
menunggu jam tayang kartun hingga pukul 12 siang.
Kebetulan
juga semua stasiun televisi menayangkan kartun yang justru memancing keributan
terhadap anak-anak. Sebab, kesukaan dari mereka seringkali tidak sama. Pada
akhrinya sang tuan rumahlah yang memiliki kendali dan penguasa utama.
Sampai-sampai salah satu teman akan ngambek dan pulang.
Sayangnya
kebiasaan itu sudah hilang dan bahkan stasiun televisipun sudah mulai
mengurangi acara tersebut yang beralih kebeberapa acara yang kurang
mengasyikkan terhadap anak kecil.
Mengaji
Bagi
yang beragama Islam tentu masih ingat pada masa kecil harus dimarahi karena
sibuk bermain lupa bahwa waktunya mengaji. Tak jarang, jaman dahulu pukul 3
sore sudah banyak anak kecil berpakaian baju muslim.
Namun
tidak semudah yang Anda bayangkan bukan? Untuk mandi dan bersiap pergi mengaji
pukul 3 sore harus kenak semprotan oleh orang tua bahkan pukulan kayu yang
melayang ke tubuh. Hal ini disebabkan karena asyik dengan bermain dan lupa
untuk mengaji.
Alasan
ini diperkuat lantaran tradisi anak kecil jaman dulu usai datang sekolah,
mereka akan langsung makan siang dan ganti pakaian kemudian berangkat bermain
entah petak umpat, layang-layang, main klereng, dll.
Oh
iya, jaman dulu jam 3 sore umumnya jam mengaji untuk kelas Iqro. Dimana Iqro
ini memiliki 6 tingkat yaitu Iqro 1, Iqro 2, Iqro 3, Iqro 4, Iqro 5, dan Iqro
6. Barulah setelah hatam Iqro akan menginjak pada Al-Qur’an yang sekaligus
berganti jadwal jam mengajinya yaitu pukul 18.00 namun santri akan berangkat
pukul 4 sore atau 5 sore.
Sangat
rajin ya jaman dahulu? Tapi jangan salah. Era dulu meskipun mengaji tetap saja
ada celah untuk bermain di tempat mengajinya. Biasanya akan bermain
ninja-ninjaan dari sarung sebagai penutup wajah dan hanya menyisakan kedua mata
saja menyerupai Ninja Hatory. Atau, akan bermain tebak-tebakan buah yang menghitung
jari-jari pemain yang diurut dari alfabet A. Jari berakhir dengan hitungan
alfabet Z maka ia akan mencari nama buah yang berinisial Z.
No comments:
Post a Comment