Memasuki
usia tiga bulan, bayi akan mulai suka menghisap jari-jari tangannya ke mulut
atau dalam bahasa jawa (nglamuti jari). Kegiatan ini sering dilakukans ecara
bertahap mulai dari hanya memasukan satu jari, dua jari, dan lama kelamaan nyaris semua akan dimasukkan.
Kebiasaan
ini akan membuat orang tua, keluarga, orang lain gemas untuk melarangnya. Akan
tetapi, tahukah Anda resiko bayi yang dilarang untuk menghisap jari?
Sebelum
membahasnya terlebih dahulu kami utarakan alasan membiarkan prilaku bayi
tersebut. Alasannya adalah bayi yang melakukan atau mulai menghisap jari sedang
mengalami fase oral. Dimana si bayi mulai merasakan kenikmata dengan menghisap
jari. Dan kebanyakan orang tua tidak mengetahuinya. Untuk lebih jelas lagi
mengenai fase oral berikut pemaparannya.
Menurut
Parenting Indonesia, fase oral adalah
tahap perkembangan area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan) yang
berpengaruh pada perkembangan lainnya seperti berbicara dan makan. Pada fase
ini bayi memusatkan stimulus pada daerah mulut dan bibir. Ia akan berusaha
memasukkan semua benda yang dipegangnya ke dalam mulut karena menganggap mulut
adalah tempat pemuasan kebutuhannya (oral gratifi cation). Sedangkan dalam
dunia psikologi, fase oral merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual
yang pasti dilalui setiap orang.
Pada
umumnya, Fase oral ini telah dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Faktanya
banyak sekali hasil USG 4 dimensi menggambarkan bayi tengah menghisap bayi. Ini
diperkuat dengan adanya pola penghisapan susu ibu. Padahal secara logika tidak
ada yang mengajari bahwa puting ibu harus dikenyot atau dihisap oleh si bayi.
Memasuki
usia tiga bulan dia mulai mengisap jari-jarinya kembali. Fase oral ini
berlangsung sejak anak mulai lahir hingga menginjak usia 18 bulan.
Kegemasan
dan kebiasaan melarang bayi pada fase ini sering dilakukan. Alasan terkuat
adalah mitos takut mulut si bayi semakin besar atau tangannya sumber kotoran
yang bisa saja memancing virus masuk ke dalam tubuhnya. Padahal fase ini sangat
normal sekali dilakukan bahkan ini bermanfaat bagi si bayi. Jika tidak
dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja malah akan memiliki resiko buruk
terhadap si bayi. Yang jelas akan menghambat perkembangan psikologis dan
keterampilan bayi.
Menurut
dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH dari Divisi Tumbuh Kembang –
Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; fase oral memengaruhi kematangan otot di daerah rongga mulut. Jika
otot telah terbentuk matang, anak akan terbantu dalam mengembangkan kemampuan
makan dan berbicara. Menurutnya, pada anak yang sering dilarang atau dimarahi
orang tuanya ketika memasukkan jari maupun mainan ke dalam mulut, fase oralnya
menjadi tidak maksimal. Artinya, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan
perkembangan dan kematangan daerah rongga mulut sehingga mengganggu kemampuan
berbicara dan makan. Contohnya, ada anak usia 2 tahun yang belum mampu
mengunyah nasi dan harus terus makan bubur.
Selain itu dari sisi psikoseksual, anak yang banyak dilarang saat fase oral akan merasa cemas dan tegang. Akibatnya, ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang. Bahkan menurut hasil penelitian teori psikoseksual-psikoanalisa, jika seseorang gagal (tidak puas) dalam fase oral saat bayi maka, kelak saat dewasa. ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang, bicaranya ketus, mudah memaki dan bertindak kasar, alkoholisme, menggigit kuku dan berkepribadian menuntut.
1 comment:
oh itu ya alasannya bayi tidak boleh mengisap jari, bahaya juga ya
Post a Comment