Media Sharing And Information

test

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, January 10, 2019

Risiko Melarang Bayi Berusia 0-18 Bulan Untuk Menghisap Jari (Fase Oral)


Memasuki usia tiga bulan, bayi akan mulai suka menghisap jari-jari tangannya ke mulut atau dalam bahasa jawa (nglamuti jari). Kegiatan ini sering dilakukans ecara bertahap mulai dari hanya memasukan satu jari, dua jari, dan  lama kelamaan nyaris semua akan dimasukkan.

Kebiasaan ini akan membuat orang tua, keluarga, orang lain gemas untuk melarangnya. Akan tetapi, tahukah Anda resiko bayi yang dilarang untuk menghisap jari?

Sebelum membahasnya terlebih dahulu kami utarakan alasan membiarkan prilaku bayi tersebut. Alasannya adalah bayi yang melakukan atau mulai menghisap jari sedang mengalami fase oral. Dimana si bayi mulai merasakan kenikmata dengan menghisap jari. Dan kebanyakan orang tua tidak mengetahuinya. Untuk lebih jelas lagi mengenai fase oral berikut pemaparannya.

Menurut Parenting Indonesia, fase oral adalah tahap perkembangan area oromotor (otot daerah mulut dan pencernaan) yang berpengaruh pada perkembangan lainnya seperti berbicara dan makan. Pada fase ini bayi memusatkan stimulus pada daerah mulut dan bibir. Ia akan berusaha memasukkan semua benda yang dipegangnya ke dalam mulut karena menganggap mulut adalah tempat pemuasan kebutuhannya (oral gratifi cation). Sedangkan dalam dunia psikologi, fase oral merupakan tahap pertama perkembangan psikoseksual yang pasti dilalui setiap orang.


Pada umumnya, Fase oral ini telah dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Faktanya banyak sekali hasil USG 4 dimensi menggambarkan bayi tengah menghisap bayi. Ini diperkuat dengan adanya pola penghisapan susu ibu. Padahal secara logika tidak ada yang mengajari bahwa puting ibu harus dikenyot atau dihisap oleh si bayi.

Memasuki usia tiga bulan dia mulai mengisap jari-jarinya kembali. Fase oral ini berlangsung sejak anak mulai lahir hingga menginjak usia 18 bulan.


Kegemasan dan kebiasaan melarang bayi pada fase ini sering dilakukan. Alasan terkuat adalah mitos takut mulut si bayi semakin besar atau tangannya sumber kotoran yang bisa saja memancing virus masuk ke dalam tubuhnya. Padahal fase ini sangat normal sekali dilakukan bahkan ini bermanfaat bagi si bayi. Jika tidak dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja malah akan memiliki resiko buruk terhadap si bayi. Yang jelas akan menghambat perkembangan psikologis dan keterampilan bayi.

Menurut dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH dari Divisi Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; fase oral memengaruhi kematangan otot di daerah rongga mulut. Jika otot telah terbentuk matang, anak akan terbantu dalam mengembangkan kemampuan makan dan berbicara. Menurutnya, pada anak yang sering dilarang atau dimarahi orang tuanya ketika memasukkan jari maupun mainan ke dalam mulut, fase oralnya menjadi tidak maksimal. Artinya, hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan dan kematangan daerah rongga mulut sehingga mengganggu kemampuan berbicara dan makan. Contohnya, ada anak usia 2 tahun yang belum mampu mengunyah nasi dan harus terus makan bubur.

Selain itu dari sisi psikoseksual, anak yang banyak dilarang saat fase oral akan merasa cemas dan tegang. Akibatnya, ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang. Bahkan menurut hasil penelitian teori psikoseksual-psikoanalisa, jika  seseorang gagal (tidak puas) dalam fase oral saat bayi maka, kelak saat dewasa. ia akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang, bicaranya ketus, mudah memaki dan bertindak kasar, alkoholisme, menggigit kuku dan berkepribadian menuntut.

1 comment:

maschun said...

oh itu ya alasannya bayi tidak boleh mengisap jari, bahaya juga ya

Post Top Ad

Your Ad Spot

Halaman