Anda
ingin menikah? Sudah menentukan tanggal dan bulan? Atau belum menentukan?
Jika
sudah, sebaiknya berfikir dulu sebelum melaksanakan, karena Anda harus
mengetahui artikel ini sebagai bahan pertimbangan. Dan untuk yang belum
menentukan, Anda dirasa beruntung membaca artikel ini.
Pernikahan
akan selalu berhubungan dengan pesta, dekorasi yang mewah atau sederhana,
keramaian, biaya yang tidak sedikit dan pasti tanggal serta bulan yang sudah
disepakati dengan perhitungan matang. Namun tahukah Anda, ada beberapa bulan
yang melarang untuk melangsungkan akad pernikahan? Alasannyapun beragam dan
meski tak masuk akal, namun ini sebuah adat dan budaya serta bukti keberagaman.
Lalu bulan apa sajakah itu? Berikut kami rangkum secara singkat.
1. Bulan Mulud
Pada
penanggalan Jawa. Terdapat bulan yang dinamakan sebagai Bulan Mulud, dinama
bulan ini selalu merayakan dan membuat doa-doa yang ditujukan kepada Nabi
Muhammad dalam agama Islam. Akan tetapi, dalam adat Jawa pada Bulan Mulud
melarang putra putrinya untuk melangsungkan akad pernikahan. Konon pasangan
yang menikah di bulan ini rentan mengalami berbagai marabahaya
Menurut
penuturan beberapa orang khususnya sesepuh, jika melakukan dan memilih untuk
menikah di bulan tersebut dipercaya akan mengalami berbagai marabahaya atau
banyak ujian dalam menempuh hubungan suami istri.
2. Bulan Suro
Bulan
Suro selalu menjadi petanda bahwa bulan ini merupakan bulan naas. Kepercayaan
ini sampai merembet ke acara pernikahan atau hajatan lainnya seperti sunatan
dan tunangan. Kebudayaan dan adat jawa yang sangat kuat membuat Bulan Suro
sangat dihindari oleh orang Jawa, apalagi pernikahan.
Dalam
tradisi Jawa Bulan Suro akan selalu diberi hajatan dengan hidangan “jenangsuro” yang konon tujuannya
untuk menolak tolak balak karena telah memasuki bulan naas. Jika persepsi
pernikahan akan dilangsungkan pada bulan tersebut, dipercaya akan membawa
dampak buruk dan bisa mendatangkan musibah atau bencana terhadap keluarga.
3. Bulan Sapar
Bulan Sapar adalah bulan yang memiliki ciri khas dengan bubur sapar. Bubur ini
biasanya berbentuk bulat seperti kelerang dan berwarna coklat serta menggunakan
toping berupa mutiara berwarna merah. Jika sudah memasukin bulan tersebut
orang-orang Jawa akan saling membagi-bagikan bubur sapar kesekitaran rumahnya.
Dibalik
perayaan tersebut, mayoritas orang Jawa mempercayai bulan sapar dijadikan salah
satu bulan yang melarang untuk melangsungkan pernikahan. Konon, jika tetap
melangsungkan pernikahan akan tertimpah musibah yang berhubungan dengan kondisi
ekonomi dalam keluarga. Tidak berhenti disitu saja, bulan ini juga dipercaya
akan mendatangkan permasalahaan saat mendirikan usaha.
Jumadil
Awal dalam penanggalan Jawa dianggap sebagai bulan terlarang untuk melakukan
hajatan seperti pernikahan. Konon, barang siapa yang melangsungkan pernikahan
dibulan ini dipercaya akan terkena banyak cobaan terhadap keluarga. Tidak hanya
itu saja, pasangan yang melangsungkan pernikahan di bulan Jumadil Awal akan
mendapatkan banyak fitnah dan musuh internal dan eksternal.
Itulah
bulan-bulan yang melarang untuk melangsungkan pernikahan, perlu Anda ketahui
setiap kepercayaan memiliki porsi dan kebebasan dalam menentukan keputusan.
Sehingga adanya artikel ini yang identik dengan tradisi orang Jawa tak semuanya
menjadi suatu kebenaran yang hakiki. Benar atau tidaknya ini merupakan adat dan
budaya yang berkembang secara turun menurun di kalangan orang Jawa.
Oleh
karena itu, yang paling baik adalah merenungkan kembali serta menelisik lebih
dalam kebenaran dalam anutan tradisi. Jika perlu Anda harus lebih mengetahui
kebenaran menurut Agama masing-masing. Sebab kebenaran yang paling relefan
adalah kepercayaan spiritual kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
No comments:
Post a Comment